APENSO INDONESIA

header ads

LEBARAN MEMBUDAYA UNTUK SEMUA

LEBARAN MEMBUDAYA UNTUK SEMUA


Prof. Dr. H. Gempur Santoso, M.Kes.
Direktur Lembaga Pemberdayaan dan Kajian-Kajian Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Semua ikut lebaran. Lebaran untuk semua. Lebaran tidak lagi yang sibuk umat Islam saja. Tapi, semua berbagai umat beragama ikut sibuk lebaran. Merayakan kemenangan hari suci (fitri). Mereka ada yang sibuk mudik, membeli pakaian baru, membuat/menyipkan kue, menyiapkan sangu, dan sebagainya. Lebaran sudah membudaya di nusantara Indonesia.

Termasuk adik-adik dan kakak saya semua sibuk di rumahnya masing-masing menyiapkan kue dan baju lebaran. Mereka Islam. Sebulan menjalankan ibadah puasa. Seperti itu dilakukan tiap tahun. Saat lebaran unjung-unjung (silaturohim). Siapa yang sempat mengunjungi. Kecenderungan yang muda datang silaturohim ke yang tua. Terus, bersalaman saling meminta maaf. Bagi sesama usia kadang berucap "kosong kosong" artinya tak ada dosa lagi diantara kita. Saat menjelang lebaran, selain membuat kue. Juga, membersihkan rumah. Bahkan ngecat rumah, pagar. Mencuci peralatan rumah tangga dan lain-lain.
Tante saya, sibuk juga. Mereka Nasrani sekeluarga. Om saya asalnya dari Ambon. Sibuk menyiapkan kue untuk oleh-oleh. Sibuk ngamplopi duit (sangu) untuk dibagikan saat mudik nanti. Untuk memberi sangu anak anak kecil yang ikut silaturohim. Saat pertengahan bulan romadhon sudah kontak saya. Nanti saat mudik bareng. Ternyata tante sudah mudik H-2.
Teman saya, Khonghucu. Etnis mata sipit. Sibuk juga. Menyambut lebaran. Parcel disiapkan. Sebelum lebaran parcel ada yang sudah sampai di rumah tujuan. Tertulis "selamat hari raya idul fitri. Mohon maaf lahir batin. Minal aidin wal waidzin". Sibuk seperti itu hampir tiap tahun.
Kakek nenek saya di desa tak ketinggalan. Sibuk juga. Mereka setengah Islam setengah hindu/buda (mungkin). KTP Islam, setiap malam jumat bakar kemenyan, obong-obong. Kemutuk serumah bau asap kemenyan. Dipasang sesaji berbagai makanan, sejumput sejumput (sedikit sedikit). Ditambah sebatang rokok (untuk arwah cowok). Juga kinangan (untuk arwah cewek): tembakau susur, jambe, sirih, enjet (endapan gamping) dan gambir. Sejumput sejumput. Sesajen untuk arwah keluarga. Diyakini tiap malam jumat  arwah leluhur pulang. Disuguhi sesajen. Kini sesajen seperti itu mulai berkurang. Mereka sholat juga, hampir sholat lima waktu tak lowong. Puasa juga. Semua rukun Islam kerjakan. Hanya naik haji saja belum. Faktor tak mampu dana. Pada generasi bapak ibuk saya, kadang-kadang ada sesajen tanpa bakar kemenyan. Pada generasi saya, sama sekali tidak melakukan sesajen atau bakar kemenyan.
Kakek nenek sibuk juga membuat kue lebaran. Kue desa: rengginan, opak sadariyah, keceput, kripik dan lain lain. Tidak ada roti.
Lebaran memang menyenangkan. Tak kalah menyenangkan juga kesibukan menjelang lebaran. Setelah semua terjadi, terasa hidup menjadi lengkap. Bersatu padu, famili keluarga (sak batih), keluarga jauh, keluarga dekat menyatu, termasuk tetangga. Tak membedakan suku, agama, ras dan adat (sara). Semua manusia boleh lebaran. Memang lebaran untuk manusia bukan untuk yang lain.
Lebaran, ada yang menyebut riyoyo, bodho, idul fitri dan lain lain sebutan sejenisnya. Bertahun-tahun bahkan berabad abad seperti itu. Maka, lebaran sudah menjadi budaya. Semenjak sekitar 350 tahun lalu zaman wali songo, sudah ada lebaran.
Budaya luhur lebaran perlu dipertahankan karena banyak kebaikan, keuntungan atau keluhuran. Beberapa efek keluhuran lebaran, antara lain terjadi: silaturohim, berputarnya ekonomi, berbakti orang tua, hormat kepada yang lebih tua dan saling memaafkan, merasa saling punya salah.
Bahkan bagi yang orang tuanya atau leluhurnya sudah meninggal dunia, mereka ke makam (kuburan). Kirim doa. Biasanya disebut "nyekar". Berdoa mendoakan leluhur di makam. Bawa bunga (sekar), manaruh bunga di makam (nyekar). Biar makam menjadi harum baunya.
Jadi lebaran terjadi komonikasi sesama manusia yang masih hidup. Juga, terjadi interaksi manusia hidup dengan manusia yang telah wafat. Agar ingat juga. Kita hidup pun suatu saat/kapan pun saat juga akan wafat dikuburkan.
Pemerintah dan aparatnya sibuk juga. Melayani masyarakat yang merayakan lebaran. Jalan dihaluskan, berbagai informasi keselamatan, jalur perjalanan disosialisasikan. Rest area perjalanan disiapkan. Petugas lalu lintas, keamanan,  kesehatan disiapkan. Siap 86.
Instansi pemerintah juga swasta sibuk mengadakan mudik gratis. Semakin banyak perusahaan menyiapkan armada bus mudik gratis. Hampir semua pegawai swasta mendapat tunjangan hari raya (THR). Tentu besarannya beda beda. Silahkan bahagia semua.
Selamat hari lebaran. Idul fitri 1439 H. Minal aidzin wal faizin. Maafkan lahir batin. Kosong kosong ya.

Posting Komentar

0 Komentar