APENSO INDONESIA

header ads

Pembelajaran Konstruktivistik, Perlu Berbuat


Pembelajaran Konstruktivistik, Perlu Berbuat
Oleh: Suryadi
Director Educatif Asosiasi Pendidikan dan Sosial (APENSO) Indonesia

Eropa sudah melaksanakan paradigma pembelajaran konstruktivistik secara penuh. Biaya memang lebih mahal. Misalnya, untuk menemukan rumus hambatan seri, anak harus eksperimen dulu  baru menemukan rumus.Ini perlu waktu lama, biaya bahan dan alat praktek lebih banyak.

Beda jika guru langsung menulis rumus hambatan seri di papan, contoh soal, siswa mencontoh di papan. Ini paradigma pembelajaran behavioristik, biaya lebih murah.

Anak2 di Eropa lebih banyak mengerjakan, tidak hanya melihat dan mendengar. Saya dengar saya lupa, ,saya lihat saya ingat,saya kerjakan saya paham.

Siswa kita (Indonesia) masih cenderung mendengar dan melihat, masih sedikit mengerjakan. Mengerjakan dalam arti eksperimen

Pelajaran kimia, fisika, biologi dan ilmu pengetahuan alam lainnya. Semua itu, pada dasarnya adalah proses kompilasi fikiran alam ke dalam fikiran manusia, yg akan terungkap kembali pada saat kita berdialog dgn alam.


Berdialog dengan alam tidak mudah, mungkin paling sulit. Praktikum pada dasarnya adalah latihan untuk memiliki kemampuan itu, kemampuan berdialog dengan alam.


Oleh karena itu suatu cara sistematik perlu dikembangkan,yaitu dengan cara membawa fenomena alam itu ke dalam laboratorium untuk ditelaah. Dengan demikian praktikum bukan sekedar cara untuk melengkapi atau menyempurnakan penguasaan materi perkuliahan. Tetapi, praktikum menanamkan pengertian dan kemampuan dasar untuk dapat berdialog, langsung dengan alam secara alami dan manusiawi.

(Syd)

Posting Komentar

0 Komentar