LINGKUNGAN ERGONOMIS

LINGKUNGAN ERGONOMIS 

Oleh: Gempus Santoso 

(Gubes Ergonomi dan K-3, Teknik Industri, UMAHA Sidoarjo)

Hidup manusia di dunia, berada dalam lingkungan (environment) masing-masing. Peralatan pun berada dalam lingkungan. Apakah peralatan yang dipakai aktivitas atau pun tidak. Semua itu berada di dalam lingkungan.

Lingkungan yang sehat, manusia di dalamnya pun menjadi sehat.

Bagaimana menciptakan lingkungan yang sehat? Terlebih dulu harus memahami ada berapa jenis lingkungan itu. Karena setiap lingkungan memiliki nilai ambang batas (NAB/thashold value) maupun baku mutu.

NAB dan baku mutu itu. Dibuat sesuai hasil penelitian. Sesuai batas/keterbatasan manusia maupun biologi. Agar manusia maupun biologi tetap hidup, sehat.

Ada lingkungan fisik. Ada lingkungan kimiawi. Ada lingkungan biologi. Apabila semua itu sesuai NAB dan baku mutu. Itu menandakan bahwa dalam keadaan ergonomis. Sebab semua makhluk hidup penghuni alam dapat hidup dan awet hidup secara nyaman dalam batasannya.

NAB dan baku mutu yang merupakan batasan kehidupan makhluk. Itu dapat dilihat dalam tabel NAB dan ketentuan baku mutu. (Lihat di buku/literatur Ergonomi maupun Lingkungan). Di tabel itu, misal: NAB bising 85 db, oksigen di udara 19%-21%, dan lain lain.

Sebetulnya makhluk biologi terjaga hidup merupakan sutainability. Artinya sutainability adalah menjaga/membuat makhluk berlangsung hidup. Di alam tidak punah. 

Makhluk  di lingkungan alam ini hidup dengan sehat dalam keterbatasannya. Tidak teracuni. Merupakan penjagaan keberlangsungan hidup.

Keadaan ergonomis. Penataan lingkungan harus disesuaikan keterbatasan/batas  hidup manusia. Alat pun harus disesuaikan keterbatasan/batas antropometri manusia. Dan lain lain. 

Keadaan ergomomis, manusia sangat tergantung alat dan lingkungan. Oleh karena itu pendekatan ergonomi adalah alat dan lingkungan harus disesuaikan keterbatasan manusia dan biologi lainnya. Bukan sebaliknya.

Semoga kita dalam keadaan ergonomis sehat, aman, nyaman selalu...aamiin yra.

(GeSa)