DIALOG GARENG - PETRUK (DIGARUK) :
SUMPAH, SERAPAH, SAMPAH
Oleh : Kris Mariyono
Director of Jurnalism Apenso Indonesia
Kang Gareng tidak seperti biasanya ceria dan murah senyum. Ini kali wajahnya terbalut ekspresi duka, diantara kegalauan dan keprihatinan. Apa penyebabnya? Usaha Kang Gareng menumbuhkan Pejabat Negeri jujur, terbuka dan berdedikasi dalam realitasnya kurang berhasil, belum memenuhi target. Buktinya, masih banyak Pejabat Negeri baik setingkat Adipati maupun Temenggung yang Tertangkap Tangan Pasti (TTP) memakai dana ilegal untuk keperluan pribadi.
"Bentul, Ketela dari Panarukan, sebetulnya tidak perlu digalaukan karena bukan salah Kang Gareng.. sumprit lho," ungkap Petruk sembari menepuk bahu Kang Gareng yang sedang termenung.
"Uawaduh.. kamu itu menepuk atau memukul Truk, tulangku ini sudah overold, senang kalau mrotoli. Ya.. saya paham bukan salah saya. Sebenarnya tidak ada yang salah, sistem yang membuatnya para Pejabat Negeri harus masuk bui jika benar-benar bersalah," terang Kang Gareng tanpa basa-basi.
"Nasi Padang dimakan jam sebelas, regulasi sudah terang dan jelas. Seharusnya para Pejabat Negeri memahami kalau tidak paham ya belajar, harus teliti sebelum membeli," beber Petruk penuh diplomasi.
"Truk...Truk..apa urusannya beli membeli, ini urusan pemerintahan bukan perdagangan dan perindustrian. Persoalan regulasi sudah sangat jelas, pejabat harus memiliki kepekaan yang cepat, tidak hanya sibuk alasan rapat. Pejabat harus ligay dan adu pendapat. Pejabat itu harus jadi panutan bukan hambatan. Pejabat kalau datang tidak boleh terlambat," urai Petruk yang masih tercatat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Virus Bahaya Sekali (VBS).
"Kenapa tidak kamu sebutkan sekalian Pejabat itu kesukaannya nasi babat hahaha. Seharusnya Pejabat rendah, menengah dan tinggi itu sudah dipagari Sumpah Jabatan. Jika para Pejabat memahami dan mengingat pasti tidak terjadi penggunaan dana ilegal, karena Sumpah Pejabat bukan sembarang sumpah, apalagi Sumpah Serapah. Sumpah Jabatan identik Sumpah Pejabat, kalau di kalangan pedagang, namanya sumpah dagangan hahaha.." beber Kang Gareng yang masih menjabat Ketua Dewan Pengawas Pimpinan Puncak Utama Negeri (P2UN).
"Ke Langgar Klakah bawa buah, melanggar sumpah akan terkena tuah. Itu pasti Kang, Pejabat Tinggi yang melanggar jabatan, lihat dampaknya dia menjadi bagian "Sampah" warga Negeri, meski dia bisa tersenyum dan tertawa sudah stop bicara sumpah pejabat. Saya permisi nanti terlambat karena ketemu sahabat, hahaha.." pungkas Petruk sembari berdiri dan mempercepat pergi.
"Uajur..jur Petruk diajak diskusi belum tuntas sudah amblas...awas," tandas Kang Gareng sambil memandang Petruk kepergian Petruk yang pernah menjadi ikon Petruk Jadi Ratu.
🌸KABAR AHAD🌸
SELAMAT BERLIBUR & SEMANGAT BERAKTIVITAS
JAGA KESEHATAN & KEBERSIHAN
----
0 Komentar