ERGONOMIS: KURSI BENTUK SOFA BUKAN KUNSI ANTRI
Oleh: Gempur Santoso
Kursi antri termasuk kursi antri kontrol dokter/rumah sakit harus ergonomis. Tidak mekekok (tidak jelas). Tidak sekadar seni, tetapi juga harus ergonomis sesuai antropometri pengguna dan fungsinya.
Kursi harus sesuai penggunanya. Apabila kursi untuk antri sebaiknya bukan kursi sofa. Ukuran jelas beda.
Kursi bentuk sofa. Alas duduk kursi ukuran agak lebar. Sehingga cocok untuk rebahan. Agak posisi tidur. Kepala ditaruh di samping kursi dengan desain agak miring oval.
Kursi bentuk sofa. Jalas beda ukurannya dg kursi untuk antri. Kalau antri memang butuh duduk. Alas kursi selebar panjang dalam paha kaki. Sehingga pantat bisa duduk pas bisa relaksasi, dan langsung sandaran kursi. Dengan demikian paha bisa tepat penggunaannya termuat dalam alas kusi; dan sandaran kursi langsung menopang tubuh belakang. atau menopang otot rangka tulang belakang (vertebral).
Apabila pakai kursi sofa. Lebar. Ukuran lebih. Maka, untuk bersandar agak sulit, tidak enak. Karena sandaran terlalu jauh dari otot tulang belakang (veterbralis).
Karena veterbralis sulit bersandar, maka otot tulang (mucoluskeletal) tidak bisa relaksasi. Karena kursi tak bisa membuat relaksasi, duduk akan mudah lelah.
Kursi untuk antri pun ukuran jangan tinggi. Cukup pendek saja, posisi lulut siku. Dengan dmikian telapak kaki bisa besandar di lantai. Selain itu, di kaki kursi bagian depan bisa dipasang juga sandaran alas kaki. Untuk relaksasI saat telapak pakai butuh ganti posisi bersandar.
Memang, alat termasuk kursi harus disesuaikan pengguna dan fungsinya. Sehingga kursi betul-betul penopang pantat dan seluruh tubuh termasuk kaki. Sehingga nyaman tak mudah melelelahkan pengguna.
Desain kursi selain ada nilai seni, juga harus ergonomi. Apabila hasil desain, digunakan, justru alat itu membenani otot rangka tubuh manusia, jelas desain itu salah (tidak tepat) atau tak ergonomis.
Semoga kita hidup selalu aman, nyaman, dan sehat lahir batin... Aamiin YRA.
(GeSa)
0 Komentar